Judul video : Indonesia dan Ancaman Intoleransi

 

           Video di atas berisi tentang kasus Intoleransi di Indonesia dimana tingkat kekerasan dan kurangnya toleransi antar umat beragama di Indonesia, tiap tahun terus meningkat. Bukan hanya dielemen masyarakat, berbagai kasus pelanggaran kebebasan beragama juga dilakukan oleh aparat dan institusi negara. Menurut The White Institute, kasus agama pada tahun 2010 mencapai 63 kasus dimana kasus tertinggi terjadi pada pelanggaran dan pemaksaan keyakinan, lalu pembatasan rumah ibadah, dan pembiaran kekerasan antara kelompok masyarakat. Tahun 2011 terdapat 92 kasus dimana pelanggaran dan kebebasan keyakinan masih menempati poisis tertinggi, tahun 2012 terdapat 278 kasus pada tahun ini kasus yang maling menonjol adalah pelarangan rumah ibadah dan intoleran, tahun 2013 terdapat 245 kasus, pada tahun 2014 mengalamai penurunan menjadi 145 kasus, pada tahun 2015 terjadi peningkatan 30% dari tahun sebelumnya. Dari informasi diatas dapat dikatakan bahwa rasa intoleransi antar umat beragama di Indonesia pada saat ini semakin mengenaskan. Dilihat dari tirto.id sampai tahun 2017 jumlah persentasi intoleransi masih sekitar 35,47%. Dan dari kasus tersebut kasus yang paling dominan adalah planggaran atas kebebasan beragama. Padahal menurut 29 UUD 1945 sudah jelas dinyatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan Negara menjamin kemerdekaan tiaptiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Tetapi sayangnya, banyak masyarakat saat ini yang melanggar hak kebebasan tersebut. Padahal agama sendiri memiliki fungsi untuk membimbing dan mengajar masyarakat sehingga tingkah laku mereka dapat menjadi baik dan benar. Tapi tetap saja banyak manusia yang masih memiliki pemahaman radikal yang akhirnya menyebabkan mereka menganggap bahwa golongan mereka adalah yang paling benar. Kasus intoleransi agama di Indonesia sebenarnya dapat diatasi jika masyarakat Indoneisa menerapkan semboyan bangsanya sendiri yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Selain itu, pemerintah dan pemuka agama juga harus menanggapi permasalahan ini dengans serius, langkah pertama yang dapat dimulai adalah dengan membasmi doktrin-doktrin yang mengarah pada sikap radikalisme dan ekstrimisme. Pemuka agama juga harus mendorong terciptanya sikap toleransi antar umatnya dengan memberikan dakwah atau pidato tentang perilaku toleran antar sesama. Masyarakat harus menerima perbedaan, menghargai pendapat, dan menghormati agama lain. Dan apaarat hukum juga harus menindak secara tegas tentang perilaku radikalisme dan ekstrimisme. Dari sikap-sikap seperti ini lama kelamaan akan lahir rukun dalam kemajemukan. 

 

Komentar