Artikel Pemuda : Pelaku Tawuran Maut di Lembah Gurame Depok Disebut Kerap Disewa untuk Tawuran

 

Fenomena, pemuda sekolah yang tawuran sudah tidak asing lagi di masyarakat. Tawuran sering kali dijadikan ajang “jago-jagoan” atau rivalitas antar siswa di sekolah A dan siswa di sekolah B. Tak jarang juga tawuran melibatkan nyawa pemainnya. Seperti yang disebutkan dalam artikel berita “Pelaku Tawuran Maut di Lembah Gurame Depok Disebut Kerap Disewa untuk Tawuran”, berawal dari saling ejek di social media dan sepakat untuk melakukan tawuran hingga menewaskan salah satu pemainnya.

Yang mengenaskan lagi ternyata, pelaku yang membunuh korban bukanlah salah satu dari anggota kelompok sekolah tersebut. Melainkan, orang bayaran yang sering di sewa untuk ikut tawuran karena terkenal dengan kejagoannya. Dan lebih mengenaskan lagi para pelaku ini merupakan anak di bawah umur yang hanya berusia 14 dan 16 tahun. Kedua remaja yang membunuh korban ini juga sudah tidak bersekolah karena dikeluarkan dari sekolahnya akibat sering terlibat dalam tawuran.

Sangat disayangkan, usia remaja yang seharusnya merupakan usia produktif dalam belajar dan usia dimana mereka seharusnya dapat mengembangkan kemampuan diri masing-masing malah dirusak dengan mengikuti tawuran, menghilangkan nyawa seseorang, dan berakhir di penjara selama 15 tahun. Seharusnya, kegiatan tawuran ini dijadikan concern orangtua, masyarakat, dan aparat keamanan agar kejadian seperti ini tidak akan terulang kembali, apalagi jika sudah melibatkan nyawa seseorang. Sebenarnya tidak jarang juga tawuran melibatkan nyawa seseorang. Tetapi, mereka para pelaku tawuran seperti tidak ada takut-takutnya akan hal tersebut.

Perlu sosialisasi dan bimbingan kepada remaja-remaja agar tidak terlibat dalam kegiatan tawuran lagi. Pihak sekolah perlu menetapkan peraturan yang ketat kepada siswanya agar mereka enggan terlibat dalam tawuran, selain itu pihak sekolah juga dapat menambah jam pelajaran seperti kegiatan ekstrakulikuler atau keagamaan untuk membuat siswanya lebih produktif lagi, dan menerapkan sanksi atau hukuman kepada siswa yang melanggar. Peran orangtua juga sangat dibutuhkan dalam hal ini, orang tua harus membimbing anak-anaknya dan memperhatikan aktivitas yang dilakukan anak. Masyarakat juga berperan dalam hal ini, untuk melaporkan ke aparat keamanan jika ada tanda-tanda tawuran di lingkungan sekitar. Dan aparat keamanan perlu sering melakukan patroli khusunya pada saat jam pulang sekolah. Yang terakhir, perlu adanya kesadaran untuk para remaja/pemuda bahwa tawuran adalah hal yang sia-sia untuk dilakukan.

Source : https://megapolitan.kompas.com/read/2020/10/05/15324591/pelaku-tawuran-maut-di-lembah-gurame-depok-disebut-kerap-disewa-untuk (di akses pada 22 Oktober 2020)








Komentar