Kerusuhan 1998 merupakan mimpi buruk
bagi ethnis Tionghoa dimana pemerkosaan, penjarahan, dan pembunuhan terjadi kepada
mereka dan meninggalkan luka terhadap sejarah Indonesia. Pada zaman kolonial,
ethis tionghoa datang ke Indonesia sebagai pedagang, pengungsi, dan penyebar
agama. Namun mereka seperti dikambinghitamkan dalam politik kolenial dan tak
jarang juga emreka disebut sebagai pedagang licik. Pembagian “kasta” antara
etnis tionghoa ini sudah dibagi sejak zaman kolonial. Dari kejadian itu,
membuat etnis tionghoa menjadi bulan-bulanan diskriminasi setelah Indonesia
merdeka dari penjaja karena kondisi ekonomi mereka yang lebih baik dari
pribumi. Pada tahun 1965, etnis tionghoa juga menjadi bulan-bulanan dalam
persitiwa G30SPKI karena dituduh sebagai komunis.
Dan “kebencian” terhadap etnis
tionghoa sampai saat ini juga masih terjadi dikalangan masyarakat. Ujaran
kebencian “anti cina” dan lagi-lagi memecah belah kelompok antar pribumi dan
etnis tionghoa. Padahal Indonesia adalah negara yang sangat beragam, dan
masyarakatnya juga multikultural. Tetapi rasa saling menghormati dan toleransi
antar masyarakat sangat tidak terlihat.
Seharusya, sesama masyarakat
Indonesia selalu bergandengan tangan dan jangan mau di provokasi oleh beberapa
oknum yang iri dan dengki. Pribumi dan etnis tionghoa seharusnya sama-sama
bekerja sama membangun bangsa, bekerja keras, dan menggapai cita-cita untuk
diri sendiri dan kesuksesan bangsa, sama-sama harus meningkatkan rasa
bertoleransi dan menciptakan rasa aman untuk sesama. Karena pada akhirnya baik
pribumi dan ethnis tionghoa sama-sama manusia dan memiliki derajat yang sama.
We are all human with humanity! Lets spread love and care to each other!
Source : Youtube Hipotesa, https://www.youtube.com/watch?v=fziYLHguLK0 diakses pada 5 November 2020.
Komentar
Posting Komentar